Tuesday 19 November 2013

Laporan Praktikum Regerasi Kecebong

Kecebong

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ. Regenerasi organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja (karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk yang sama persis dengan sebelumnya. Hewan-hewan yang termasuk dalam sub phylum vertebrata mempunyai daya regenerasi yang lebih randah dibandingkan dengan daya regenerasi pada hewan-hewan yang termasuk dalam avertebrata (regenerasi tertinggi terjadi pada Urodela).
Kemampuan regenerasi pada berbagai organisme tidak sama, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Definisi regenerasi untuk hewan invertebrata adalah perbaikan secara lengkap sampai berfungsinya dari beberapa bagian tubuh organisme. Pada banyak protozoa, porifera, coelentrata, dan planaria serta nemertinia. Memiliki kemampuan regenerasi fragmen tubuh hingga ukuran 0,5% dari tubuh dan dibawah kondisi khusus untuk ukuran fragmen yang lebih kecil. Pada hewan-hewan tertentu bagian tubuh yang disayat/dibuang/hilang, dapat diperbaiki dengan sempurna melalui proses regenerasi. Dalam hal ini tampak bahwa kemampuan tumbuh dan diferensiasi tidak terbatas pada embrio saja, tetapi dapat sampai dewasa bahkan seumur hidup organisme tersebut. Pada regenerasi, umumnya polaritas dipertahankan. Contoh hewan yang memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi adalah planaria dan kecebong.
Kemampuan regenerasi sangat berbeda diantara hewan-hewan. Planaria merupakan hewan yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Penggantian bagian tubuh yang hilang atau yang rusak terjadi dalam 2 cara yaitu : a) Transformasi dan reorganisasi bagian tubuh yang tertinggal, seperti perubahan atau pembentukan farink baru pada regenerasi planaria. b) pertumbuhan jaringan baru dari permikaan jaringan yang luka atau hilang dengan bentuk tunas regenerasi atau “blastema”, seperti pembentukan ekor dan kepala planaria.
Sel pembentuk blastema dapat berasal dari sel yang mengalami dedifferensiasi. Regenerasi berlangsung melalui dua cara, yaitu : 1) epimorfis, apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru yang disebut blastema di atas jaringan lama. 2) Morfalaksis, apabila perbaikan disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Regenerasi Kecebong yaitu :
1. Bagaimana membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru masih dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis bahkan pada periode setelah dewasa?
2. Bagaimana mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Regenerasi Kecebong yaitu:
1. Untuk membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru masih dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis bahkan pada periode setelah dewasa.
2. Untuk mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap larva dan hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau rusak terpisah. Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini disebut regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi berbeda-beda. Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih tinggi daripada hewan vertebrata (Majumdar, 1985).
 
untuk melihat lebih lengkap silahkan download filenya DISINI
















0 komentar:

Post a Comment