Monday 11 May 2015

MAKALAH MIKROBIOLOGI FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
       Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Lebih lanjut, fisiologi, gizi dan perlindungan tanaman dan hewan (termasuk manusia) adalah tergantung pada berbagai hubungan dengan mikroba. Mikroorganisme dapat hidup bebas ataupun menumpang pada tubuh makhluk hidup lain. Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme ini.
       Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia. Tubuh manusia, ditemukan sekitar 1014  bakteri. Populasi bakteri merupakan flora mikroba normal.  Flora mikroba normal adalah relatif stabil, dengan genera khusus mengisi berbagai daerah tubuh selama periode tertentu dalam kehidupan individu. Flora normal dapat ditemukan di banyak situs dari tubuh manusia termasuk kulit (terutama daerah lembab, seperti pangkal paha dan di antara jari kaki), saluran pernafasan (terutama hidung), saluran kemih, dan saluran pencernaan (terutama mulut dan usus besar). Di sisi lain, area tubuh seperti otak, sistem peredaran darah dan paru-paru dimaksudkan untuk tetap steril (bebas mikroba).
       Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.

B.            Rumusan Masalah
       Rumusan masalah pada makalah flora normal tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1.      Bagian manakah letak penyebaran flora normal pada tubuh manusia?
2.      Apa saja jenis-jenis flora normal pada tubuh manusia?
3.      Bagaimanakah dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia?
4.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia?
5.      Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh manusia?  

C.           Tujuan Makalah
     Tujuan dari makalah flora normal tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui letak penyebaran flora normal tubuh manusia
2.        Untuk mengetahui jenis-jenis flora normal tubuh manusia
3.        Untuk mengetahui dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia
4.        Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia
5.        Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh manusia.

D.    Manfaat Makalah
            Manfaat dari makalah flora normal tubuh manusia alah sebagai berikut :
1.        Dapat mengetahui letak penyebaran flora normal tubuh manusia
2.        Dapat mengetahui jenis-jenis flora normal tubuh manusia
3.        Dapat mengetahui dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia
4.        Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia
5.        Dapat mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Flora Normal Pada Tubuh Manusia
       Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat  dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya (inangnya). Mikroba tidak hanya terdapat dalam lingkungan saja, tetapi juga di dalam tubuh manusia dan umumnya tidak merugikan, mikroba inilah yang disebut flora normal. Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.      Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
     Mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2.      Mikroorganisme sementara (transient flora)
     Mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
B.     Asal Mula Flora Normal Tubuh Manusia
       Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (caesarian operations), dan dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobe, kemudian dipelihara di suatu lingkungan bebas kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan, maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota (Gambar 1). Ini merupakan bukti bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung mikroorganisme.



Gambar 1. Diagram skematik suatu unit isolator bebas kuman. Bagian dalamnya  dapat disterilkan sebelum pelaksanaan percobaan dan dipertahankan pada keadaan tersebut.

Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang omenemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa.

C.  Penyebaran Flora Normal Dalam Tubuh Manusia
            Dalam tubuh manusia banyak terdapat mikroba, mikroba dapat kita jumpai pada rongga mulut, kulit, wajah, telinga, hidung, usus halus, dan anggota tubuh lainnya.
1.    Hidung
       Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S.epidermidis, S. aureus) dan streptokokus.  Didalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Stafilokokus Epidermidis hidup pada daerah yang bersuhu 370 C, pH 5-7, berperan dalam menyaring udara, bersifat aerob.
2.    Mulut
       Adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu. Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada berbagai situs di dalam mulut.
       Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian sehingga di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus. Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi bayi serta hubungan antara bayi tersebut dengan bayinya, pengasuhnya, dan benda-benda seperti handuk serta botol-botol susunya. Spesies satu-satunya yang selalu diperoleh dari rongga mulut, bahkan sedini hari kedua setelah air, ialah Streptococcus salivarius.

3.    Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari)
       Mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini.
4.    Usus besar
       Usus besar mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Diperkirakan jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah ± 1012-13 organisme per gram. meliputi bakteri anaerob : Bacteroides sp, Clostridium sp dan  Lactobacillus. Dan anerob fakultatif ( E.coli). Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus. Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. Bacteroides fragilis
5.    Kulit
       Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus. Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat mengekskresikan lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi bakteri-bakteri lain. Flora normal di kulit dan mukosa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
      Flora menetap (residents flora)
      Flora sementara (trancients flora)
       Perbedaan antara flora tetap dan flora sementara pada kulit dapat dilihat pada tabel dibwah ini :
No.
Flora Menetap
Flora Tidak Menetap
1.       
Komensal (penting bagi tubuh)
Tidak patogen atau cenderung patogen
2.       
Memegang peranan tertentu dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal.
Hanya dalam waktu tertentu
3.       
Bila terganggu dari tempatnya, maka flora akan segera tumbuh kembali

Kurang berarti selama flora penghuni normal utuh, bila flora penghuni terganggu, flora sementara dapat berploriferasi menimbulkan sakit.

6.    Mata
       Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
7.    Telinga
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
8.    Vagina
       Penghuni utama vagina dewasa adalah lactobacilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan menghasilkan asam. pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6. Mengalami perubahan flora dengan bertambahnya   usia. Sebelum pubertas, flora  dominan Staphylococcus, Streptococus, Diphtheroid, dan Escherichia coli. Setelah pubertas,  aerophillus Lactobacillus mendominasi , dan fermentasi glikogen oleh bakteri   berperanan untuk menjaga pH asam, yang mencegah pertumbuhan berlebih dari organisme vagina lainnya.
       Beberapa jamur, termasuk Candida albicans.  dapat berkembang biak menyebabkan kandidiasis   jika pH vagina meningkat dan menurunkan  daya bersaing. Bakteri Protozoa:  Trichomonas vaginalis dapat ditemukan pada wanita yang sehat.

D.  Dampak Positif dan Negatif Flora Normal Pada Tubuh Manusia
            Mikroba yang terdapat dalam tubuh manusia selalu memiliki dampak baik positif maupun negatif. Adapun dampak-dampak tersebut adakala sebagai berikut :
1.      Dampak Positif Flora Normal Manusia
     Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh.

2.      Dampak Negatif Flora Normal Manusia
     Flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk ke dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini menjadi patogen.
     Sebuah potensi risiko menyebar ke daerah tubuh yang normalnya steril   tubuh, yang dapat terjadi dalam berbagai situasi, misalnya, saat   usus berlubang atau cedera kulit  atau pencabutan  gigi (streptokokus viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia coli dari   perianal  naik ke uretra, yang menyebabkan infeksi saluran kemih.


E.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Flora Normal pada manusia
            Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah :
1.      Nutrisi
2.      Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.      Kondisi hidup
4.      Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
F.     Pencegahan dan Penanggulangan Flora Normal Patogen
            Tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang  sering terjadi (terutama pada dewasa muda), yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare. Jamur ini merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan tertentu. Bagian tubuh yang sering terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada dan leher. Lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat.
v  Gejala
Tinea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal-gatal, tetapi menimbulkan bercak-bercak putih di kulit.  Orang yang secara alami memiliki kulit yang gelap akan memiliki bercak-bercak terang/pucat, sedangkan orang yang secara alami memiliki kulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. Bercak-bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. Lama-lama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar.
v  Diagnosa
     Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Infeksi bisa terlihat lebih jelas dengan menggunakan sinar ultraviolet atau dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap kerokan kulit yang terinfeksi.
v  Pengobatan
     Biasanya digunakan sampo anti-ketombe, misalnya yang mengandung selenium sulfida 1%. Sampo ini dioleskan pada daerah yang terkena (termasuk kulit kepala) sebelum tidur dan dibiarkan semalaman, kemudian dibersihkan pada keesokan harinya.  Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 3-4 malam. Jika terjadi iritasi kulit, sebaiknya waktu pemakaian sampo dibatasi selama 20-60 menit atau diganti dengan obat lainnya. Obat lainnya yang digunakan untuk mengatasi Tinea versikolor adalah anti-jamur clotrimazole, ketoconazole atau miconazole.
v  Pencegahan
     Seseorang yang pernah menderita Tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan. Tinea versikolor (panu) Tinea Versikolor adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih sampai coklat muda pada kulit.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Simpulan pada makalah flora normal tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1.      Flora normal yang terdapat pada tubuh manusia dapat di temukan pada kulit, mulut, vagina, telinga, hidung, usus besar, usus halus, mata, dan anggota tubuh lainnya.
2.      Jenis-jenis flora normal yang ada pada tubuh manusia antara lain pada hidung (Haemophilus influenza dan Branhamella catarrhalis), mulut (Streptococcus salivarius), usus dua belas jari (Enterokokus, Laktobasilus, Candida albicans dan Difteroid), usus besar (Bacteroides fragilis, Bacteroides melaninogenicus,  dan Bacteroides moralis), kulit (Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes), mata (Coynebacterium xerosis), telinga (Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan aureus), dan vagina (Trichomonas vaginalis, dan Candida albicans).
3.      Dampak yang ditimbulkan  dari flora normal manusia ada 2 yaitu positif dan negatif. Dampak positif yaitu beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Dampak negatifnya dapat menyebabkan usus berlubang atau cedera kulit  atau pencabutan  gigi (streptokokus viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia coli dari   perianal  naik ke uretra, yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
4.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah nutrisi, kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan), kondisi hidup dan penerapan prinsip-prinsip kesehatan.
5.      Penyakit Tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang  sering terjadi pada kulit (terutama pada dewasa muda), yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare, cara menanggulanginya bagi penderita Tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan, dan dapat diobati dengan mengoleskan anti-jamur clotrimazole, ketoconazole atau miconazole pada kulit yang terinfeksi.

B.     Saran
            Saran yang dapat diajukan dalam pembuatan makalah yakni untuk tim penyusun kerjasama dan kredibilitas serta keprofesionalan dalam menyusun makalah lebih ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta: Salemba Medika.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press
http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal, di akses pada tanggal 26 Mei 2014.
http://universitasmuhammadiyahyogyakarta.ac.id, di akses pada tanggal 26 Mei 2014
http://Wikipedia.org, di akses pada tanggal 26 Mei 2014.



Tag : Flora normal, Candida sp, Makalah Mikrobiologi, Universitas Halu Oleo, UHO

0 komentar:

Post a Comment