BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mikroorganisme
adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang
memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka
ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan.
Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke
dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara. Lebih lanjut, fisiologi, gizi dan perlindungan tanaman
dan hewan (termasuk manusia) adalah tergantung pada berbagai hubungan dengan
mikroba. Mikroorganisme
dapat hidup bebas ataupun menumpang pada tubuh makhluk hidup lain. Manusia secara
konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme ini.
Mikroorganisme
ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga
menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui
hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia. Tubuh
manusia, ditemukan sekitar 1014 bakteri. Populasi bakteri merupakan flora
mikroba normal. Flora mikroba normal
adalah relatif stabil, dengan genera khusus mengisi berbagai daerah tubuh
selama periode tertentu dalam kehidupan individu. Flora
normal dapat ditemukan di banyak situs dari tubuh manusia termasuk kulit
(terutama daerah lembab, seperti pangkal paha dan di antara jari kaki), saluran
pernafasan (terutama hidung), saluran kemih, dan saluran pencernaan (terutama
mulut dan usus besar). Di sisi lain, area tubuh seperti otak, sistem
peredaran darah dan paru-paru dimaksudkan untuk tetap steril (bebas mikroba).
Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.
Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis
bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang
sehat.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah
flora normal tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1.
Bagian
manakah letak penyebaran flora normal pada tubuh manusia?
2.
Apa saja jenis-jenis
flora normal pada tubuh manusia?
3.
Bagaimanakah dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia?
4.
Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia?
5.
Bagaimana
cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh manusia?
C.
Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah flora normal
tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui letak penyebaran flora normal tubuh manusia
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis flora normal tubuh manusia
3.
Untuk
mengetahui dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia
4.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia
5.
Untuk
mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh
manusia.
D. Manfaat
Makalah
Manfaat
dari makalah flora normal tubuh manusia alah sebagai berikut :
1.
Dapat
mengetahui letak penyebaran flora normal tubuh manusia
2.
Dapat
mengetahui jenis-jenis flora normal tubuh manusia
3.
Dapat
mengetahui dampak positif dan negatif flora normal tubuh manusia
4.
Dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal tubuh manusia
5.
Dapat
mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan flora normal patogen pada tubuh
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Flora
normal atau mikrobiota adalah
kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan secara
alamiah pada orang sehat dan hidup rukun
berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya (inangnya). Mikroba tidak hanya terdapat dalam
lingkungan saja, tetapi juga di dalam tubuh manusia dan umumnya tidak
merugikan, mikroba inilah yang disebut flora normal. Flora normal tubuh
manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2
jenis, yaitu :
1.
Mikroorganisme
tetap/normal (resident flora/indigenous)
Mikroorganisme
jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia
tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap
yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang
lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari
sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat
lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,
Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2.
Mikroorganisme
sementara (transient flora)
Mikroorganisme
nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap
berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit.
B. Asal
Mula Flora Normal Tubuh Manusia
Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (caesarian operations), dan dijaga
supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobe, kemudian dipelihara di suatu
lingkungan bebas kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan,
maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota (Gambar 1). Ini merupakan bukti
bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung mikroorganisme.
Gambar 1. Diagram skematik suatu unit isolator bebas kuman. Bagian dalamnya dapat disterilkan sebelum pelaksanaan percobaan dan dipertahankan pada keadaan tersebut.
Pada keadaan alamiah,
janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat sepanjang
saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak permukaan,
penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh
mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi
yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang omenemukan lingkungan yang sesuai, pada
permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di
dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang akan
menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi
lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai
contoh, di rongga mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan
yang ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti
berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan,
serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang
macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa.
C. Penyebaran
Flora Normal Dalam Tubuh Manusia
Dalam tubuh manusia banyak terdapat
mikroba, mikroba dapat kita jumpai pada rongga mulut, kulit, wajah, telinga,
hidung, usus halus, dan anggota tubuh lainnya.
1.
Hidung
Flora utama
hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S.epidermidis, S. aureus) dan
streptokokus. Didalam hulu
kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri
Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu
batang gram negatif). Stafilokokus Epidermidis
hidup
pada daerah yang bersuhu 370 C, pH 5-7, berperan dalam menyaring
udara, bersifat aerob.
2.
Mulut
Adanya
makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan
membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota
mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan
pribadi masing-masing individu. Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu
lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril,
hangat, dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri
dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa
anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat
dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada berbagai situs di dalam
mulut.
Beberapa jam
sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian sehingga
di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut
menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella,
Actinomyces, dan Lactobacillus. Jumlah dan macam spesies ada hubungannya
dengan nutrisi bayi serta hubungan antara bayi tersebut dengan bayinya,
pengasuhnya, dan benda-benda seperti handuk serta botol-botol susunya. Spesies
satu-satunya yang selalu diperoleh dari rongga mulut, bahkan sedini hari kedua
setelah air, ialah Streptococcus
salivarius.
3. Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari)
Mengandung beberapa
bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram
positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di
antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala
dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid.
Khamir
Candida albicans dapat juga dijumpai
pada bagian usus kecil ini.
4.
Usus
besar
Usus
besar mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Diperkirakan jumlah
mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah ± 1012-13 organisme
per gram. meliputi bakteri anaerob : Bacteroides sp, Clostridium sp
dan Lactobacillus. Dan anerob fakultatif ( E.coli). Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus
besar, mengandung populasi mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa
jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme
per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides
(B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus
gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies
Lactobacillus. Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin
K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis
mikroba patogen. Bacteroides fragilis
5. Kulit
Kulit secara
konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda, tetapi
kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk
pertumbuhannya. Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang
seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan
sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus
(kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan sianobakteri
aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri
anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab jerawat.
Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus. Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada
kulit tidak mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi
bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat mengekskresikan lisozim, suatu enzim
yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak mengekskresikan
lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian oleh beberapa bakteri;
asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi bakteri-bakteri lain.
Flora normal di
kulit dan mukosa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
– Flora menetap (residents flora)
– Flora
sementara (trancients flora)
Perbedaan antara flora tetap dan flora sementara pada kulit
dapat dilihat pada tabel dibwah ini :
No.
|
Flora Menetap
|
Flora Tidak Menetap
|
1.
|
Komensal
(penting bagi tubuh)
|
Tidak patogen atau cenderung
patogen
|
2.
|
Memegang peranan tertentu
dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal.
|
Hanya dalam waktu tertentu
|
3.
|
Bila terganggu dari
tempatnya, maka flora akan segera tumbuh kembali
|
Kurang berarti selama flora
penghuni normal utuh, bila flora penghuni terganggu, flora sementara dapat
berploriferasi menimbulkan sakit.
|
6. Mata
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik.
Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus
(Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
7. Telinga
Flora liang telinga
luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus
pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya
steril.
8. Vagina
Penghuni utama vagina dewasa adalah
lactobacilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang
dihasilkan epitelium vagina, dan menghasilkan asam. pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6. Mengalami perubahan flora dengan bertambahnya usia. Sebelum pubertas, flora dominan Staphylococcus,
Streptococus, Diphtheroid, dan Escherichia
coli. Setelah pubertas, aerophillus Lactobacillus mendominasi , dan
fermentasi glikogen oleh bakteri
berperanan untuk menjaga pH asam, yang mencegah pertumbuhan berlebih
dari organisme vagina lainnya.
Beberapa jamur, termasuk Candida albicans. dapat berkembang biak menyebabkan
kandidiasis jika pH vagina meningkat
dan menurunkan daya bersaing. Bakteri Protozoa: Trichomonas vaginalis dapat ditemukan
pada wanita yang sehat.
D. Dampak
Positif dan Negatif Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Mikroba yang terdapat dalam tubuh
manusia selalu memiliki dampak baik positif maupun negatif. Adapun
dampak-dampak tersebut adakala sebagai berikut :
1.
Dampak
Positif Flora Normal Manusia
Flora yang
hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap
di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan,
penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik
atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat
kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau
tempat lain pada tubuh.
2.
Dampak
Negatif Flora Normal Manusia
Flora normal
juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini
tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh
lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk ke dalam aliran
darah atau jaringan, organisme ini menjadi patogen.
Sebuah potensi
risiko menyebar ke daerah tubuh yang normalnya steril tubuh, yang dapat terjadi dalam berbagai
situasi, misalnya, saat usus berlubang
atau cedera kulit atau pencabutan gigi (streptokokus viridans bisa masuk aliran
darah) atau Escherichia coli dari
perianal naik ke uretra, yang
menyebabkan infeksi saluran kemih.
E. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Flora Normal pada manusia
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehadiran flora
normal pada tubuh manusia adalah :
1.
Nutrisi
2.
Kebersihan
seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.
Kondisi
hidup
4.
Penerapan
prinsip-prinsip kesehatan
F. Pencegahan
dan Penanggulangan Flora Normal Patogen
Tinea
versikolor merupakan suatu infeksi yang sering terjadi (terutama pada dewasa muda),
yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum
orbiculare. Jamur ini merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia
dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan tertentu. Bagian tubuh yang
sering terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada dan leher. Lebih
sering ditemukan di daerah beriklim panas dan berhubungan dengan meningkatnya
pengeluaran keringat.
v Gejala
Tinea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau
gatal-gatal, tetapi menimbulkan bercak-bercak putih di kulit. Orang yang secara alami memiliki kulit yang
gelap akan memiliki bercak-bercak terang/pucat, sedangkan orang yang secara
alami memiliki kulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. Bercak-bercak
ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. Lama-lama
beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar.
v Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Infeksi bisa terlihat lebih jelas
dengan menggunakan sinar ultraviolet atau dengan melakukan pemeriksaan
mikroskopis terhadap kerokan kulit yang terinfeksi.
v Pengobatan
Biasanya
digunakan sampo anti-ketombe, misalnya yang mengandung selenium sulfida 1%. Sampo
ini dioleskan pada daerah yang terkena (termasuk kulit kepala) sebelum tidur
dan dibiarkan semalaman, kemudian dibersihkan pada keesokan harinya. Pengobatan ini biasanya berlangsung selama
3-4 malam. Jika terjadi iritasi kulit, sebaiknya waktu pemakaian sampo dibatasi
selama 20-60 menit atau diganti dengan obat lainnya. Obat lainnya yang
digunakan untuk mengatasi Tinea versikolor adalah anti-jamur clotrimazole, ketoconazole atau miconazole.
v Pencegahan
Seseorang yang
pernah menderita Tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau
keringat yang berlebihan. Tinea versikolor (panu) Tinea Versikolor adalah suatu
infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih sampai coklat muda
pada kulit.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan pada makalah flora normal tubuh manusia adalah
sebagai berikut :
1.
Flora
normal yang terdapat pada tubuh manusia dapat di temukan pada kulit, mulut,
vagina, telinga, hidung, usus besar, usus halus, mata, dan anggota tubuh
lainnya.
2.
Jenis-jenis
flora normal yang ada pada tubuh manusia antara lain pada hidung (Haemophilus
influenza dan Branhamella
catarrhalis), mulut (Streptococcus
salivarius), usus dua belas jari (Enterokokus, Laktobasilus, Candida albicans
dan Difteroid), usus besar (Bacteroides
fragilis, Bacteroides melaninogenicus, dan Bacteroides moralis), kulit (Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes), mata (Coynebacterium xerosis), telinga
(Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus dan
aureus), dan vagina (Trichomonas
vaginalis, dan Candida
albicans).
3.
Dampak
yang ditimbulkan dari flora normal
manusia ada 2 yaitu positif dan negatif. Dampak positif yaitu beberapa anggota
flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai
zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat
mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat
gangguan bakteri. Dampak negatifnya dapat menyebabkan usus berlubang atau
cedera kulit atau pencabutan gigi (streptokokus
viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia
coli dari perianal naik ke uretra, yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
4.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah nutrisi,
kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan), kondisi hidup dan penerapan
prinsip-prinsip kesehatan.
5.
Penyakit
Tinea versikolor merupakan suatu
infeksi yang sering terjadi pada kulit
(terutama pada dewasa muda), yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare, cara menanggulanginya bagi penderita Tinea
versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan, dan
dapat diobati dengan mengoleskan anti-jamur clotrimazole,
ketoconazole atau miconazole pada
kulit yang terinfeksi.
B. Saran
Saran
yang dapat diajukan dalam pembuatan makalah yakni untuk tim penyusun kerjasama
dan kredibilitas serta keprofesionalan dalam menyusun makalah lebih
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz,
Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology). Jakarta: Salemba Medika.
Staf
Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Michael
J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar
Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press
Tag : Flora normal, Candida sp, Makalah Mikrobiologi, Universitas Halu Oleo, UHO